Jumat, 23 Oktober 2015

Download Software Islami




bentuk file : .zip (.exe)
size : 42 kb
Aplikasi untuk menulis dan meng-edit text Arabic tanpa install Office atau Windows Arabic (standalone portable). Panduan keyboard ada didalam (.html).
size : 42 kb


Arabic Fonts
bentuk file : .zip (.ttf .font)
size : 176 kb
Download font Arabic STANDAR! – font ini harus teristall dalam PC jika tampilan huruf arab di Word berubah menjadi simbol, supported with QuranInWord atau huruf arab dari aplikasi lain di aplikasi MicrosoftOfficeWords (XP, 7 , 8)

QuranInWord (id) v.1.2
bentuk file : .zip (.exe)
size : 1.05 MB
Plug Ins AlQuran untuk Ms-Word. Aplikasi ini akan menambah menu “Quran” pada ribbon di aplikasi Ms Word (2003/2007/2010) .Anda bisa memasukan ayat-ayat Al-Qur’an atau terjemahannya ke dokumen dengan mudah.

Tafsir Al-Qur’an
bentuk file : .zip (chm)
size : 9.18 MB
Terjemahan dari Departemen Agama RI, indeks berdasarkan dan topik. Asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya suatu ayat dalam surat Al Baqarah dan surat-surat di juz 30 juga tersedia. Selain itu, Al Quran ini akan sangat memudahkan kita dalam mencari kata-kata tertentu didalam terjemahan. Semoga software ini dapat meningkatkan kecintaan dan pemahaman kita terhadap kitab suci Al Quran dan menjadi pendamping disaat asyik bekerja di depan komputer.

HadistWeb 3.0 
bentuk file : .zip (exe-chm)
size : 5 MB
HaditsWeb disusun oleh Sofyan Efendi, untuk dijadikan sebagai salah satu referensi dalam mempelajari hadits. HaditsWeb adalah aplikasi yang berisi hadits-hadits. Sumber yang digunakan sebagai bahan penulisan berasal dari kitab-kitab hadits yang Insya Allah dapat dipercaya, dan juga dari website-website Islam lainnya yang didalamnya terdapat bahasan mengenai hadits.


Athan (Azan) 4.2 
bentuk file : .zip (exe)
size : 8.53 MB
 memungkinkan Anda untuk mendengar secara otomatis Azan pada waktu yang tepat lima kali sehari di setiap waktu shalat. Jadwal sholat lebih akurat, arah kiblat, kalender Hijriah Islam, dan banyak pilihan suara Azan.
Lebih dari 10 Juta software Azan ini di download di seluruh dunia.

Muslim Pro: Azan, Quran, Qibla v7.2.1.APK



Muslim Pro: Azan, Quran, Qibla adalah aplikasi yang berguna untuk setiap pemeluk Islam. Terdapat 6 fitur di dalamnya termasuk kalender salat menurut Alquran serta kompas untuk menunjukkan arah Mekah.

Alat yang paling berguna pada Muslim Pro: Azan, Quran, Qibla yaitu fitur pemberitahuan salat, yang menunjukkan waktu tepat untuk melakukan setiap shalat lima waktu. fitur-fitur ini membuat aplikasi ini lebih dari layak untuk diinstal.

Tentu saja, Muslim Pro: Azan, Quran, Qibla juga memiliki Al-Quran yang bisa Anda baca kapan saja, dan dilengkapi dengan MP3 doa untuk Anda dengarkan dalam bahasa yang berbeda.

Fitur menarik lainnya yaitu kemampuan aplikasi untuk mencari restoran halal terdekat atau masjid, serta melihat 99 nama Allah dan kisah Nabi Muhammad.

Muslim Pro: Azan, Quran, Qibla adalah aplikasi yang sempurna bagi pemeluk Islam, karena memiliki banyak fitur yang akan tersedia begitu aplikasi ini terinstal pada perangkat Android.



Bekerjalah, Jujurlah dan Bertasbihlah

Bekerjalah kamu dan jadikanlah alat tenunmu (bila engkau penenun) sebagai tasbih. Jadikanlah kapakmu (bila tukang kayu) sebagai tasbih dan jadikanlah jarumnu (bila engkau penjahit) sebagai tasbih, dan jadikanlah perjalananmu (bila engkau pedagang) sebagai tasbih.
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ (أَمَّا بَعْدُ) فَقَالَ تَعَالَى فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah di hari ini kita mempertebal ketaqwaan kita kepada Allah dengan menghindarkan diri dari kecurangan,kebohongan dan berbagai sifat tercela lainnya. Dan memulai hai-hari dengan penuh kejujuran karena kejujuran akan membuahkan kehalalan dan kehalalan yang kita konsumsi menentukan nasib kita selanjutnya.

Hadirin yang Dirahmati Allah

Bekerja mencari rizki guna menopang ibadah hukumnya adalah wajib. Sebagaimana hukum ibadah itu sendiri. Hal ini telah disepakati oleh ulama. Karena bekerja merupakan salah satu cara memenuhi kebutuhan. Lebih-lebih bagi mereka yang telah berkeluarga, mereka memiliki tanggung jawab dan kewajiban memberi nafkah terhadap anak dan istri. Sedangkan nafkah bisa didapat oleh seseorang yang mau bekerja. Selain itu dengan bekerja seseorang dapat terhindar dari thama’, menggantungkan diri pada orang lain dan juga menghindar dari meminta-minta yang mana semua itu termasuk barang larangan agama. Dalam al-Jumu’ah ayat 10 Allah berfiman

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. 

Begitu pentingnya bekerja dan berusaha bagi seorang muslim. Karena sesungguhnya al-barakatu ma’al harakah bahwa keberkahan itu akan hadir bersama dengan pergerakan. Dimana ada kemauan untuk berusaha disitu Allah telah menyediakan keberkahan. Dengan kata lain Islam sangat membenci orang yang berpangku tangan, mengharapkan dan meminta-minta.

Ibrahim al-Matbuly pernah berpendapat bahwa orang fakir yang tekun beribadah (kurang berusaha) sedang dia tidak memiliki pekerjaan karena waktunya habis digunakan beribadah ibarat burung hantu yang berdiam di rumah kosong. Bahkan dengan sedikit agak keras Al-matbuli berkata:

وَالمُؤْمِنُ المُخْتِرِفُ اَكْمَلُ عِنْدِى مِنَ المَجَاذِيْبْ مِنْ مَشَايِخِ الزَّوَاَيا الذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ بِدِيْنِهِمْ وَلَيْسَ بِيَدِهِمْ حِرْفَةٌ دُنْيَوِيَّةٌ تَعَفُّهُمْ عَنْ صَدَقَاتِ النَّاسِ وَاَوْسَاخِهِمْ

Menurut saya seorang mu’min yang bekerja, adalah lebih sempurna dari pada orang jadzab (seorang yang dalam dunia sufi dipahamti sebagai orang yang selalu terlena dengan Allah) seperti guruthariqah yang memangku jabatan yang mereka makan menggunakan agama, sebab mereka tidak memiliki pekerjaan duniawi yang bisa memelihara diri dari menerima sedekah umat Islam dan kotoran-kotoran mereka.

Meskipun pendapat Al-Matbuli ini memerlukan penjabaran lebih lanjut tentang koneks perkataannya, dan masih bisa didiskusikan panjang lebar. Tetapi, perkataan itu mengandung pesan bahwa bekerja dengan usaha sendiri adalah sebuah kemuliaan. Karena disitulah seseorang dapat menimbang dan memastikan posisi rizki mereka adakah itu hasil yang halal, haram ataukah syubhat. Berbeda jika hanya menerima dari orang lain. Sungguhpun pemberian itu didasari keikhlasa, akan tetapi penuh dengan kesyubhatan. Karena tidak diketahui dari manakah sumbernya.

Bahkan, tidak ada satu cerita pun dari hadits Rasulullah yang menerangkan larangan beliau kepada para sahabatnya untuk berhenti bekerja demi menjalankan dakwah agama, padahal waktu itu berdakwah sangat membutuhkan perhatian mengingat kondisi Islam masih sangat lemah baik secara sosial dan politik. Justru di kala itu Rasulullah saw tetap memerintahkan Abu Bakar untuk terus berdagang dan kepada sahabat lainnya untuk tetap menekuni keahliannya. Malahan ada sebuah hadits yang seolah menyinggung para sahabat saat itu yang berbunyi:

كَانَ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامْ لاَ يَأْكُلُ الُّا مِنْ عَمَلِ يَدِيْهِ

Nabi Daud as tidak pernah makan kecuali dari hasil pekerjaan tangannya sendiri (HR.Bukhari)

Jama’ah Jum’ah yang Disayang Allah

Meski demikian, bekerja tidaklah cukup asal bekerja. Hendaknya bekerja harus dilakukan dengan penuh kejujuran. Kejujuran dalam bekerja wajib pula hukumnya. Karena pekerjaan yang dilakukan dengan jujur akan sangat mempengaruhi pola beribadah dan perilaku keseharian seorang hamba. Mengapa demikian, karena sesuatu yang halal merupakan buah dari kejujuran. Dan mengkonsumsi yang halal akan mempermudah seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah swt. Maka yang menjadi pertimbangan di sini adalah proses bekerjanya bukan hasil dari pekerjaan itu sendiri.

Hasil yang tidak maksimal tetapi diproses secara sempurna akan menghasilkan keberkahan walaupun kecil kwantitasnya. Namun hasil yang maksimal dengan proses yang cacat (tidak jujur) akan berdampak pada kesakitan moral pelakunya meskipun secara kwantitas lebih unggul. Lihatlah mereka yang bekerja dengan cara menipu ataupun berbohong pasti akan meraih sukses dalam jangka waktu yang relatif lebih singkat. Tetapi tidak lama pasti akan menjadi bahan gunjingan. Bukankah begitu nasib koruptor, penipu dan juga pembohong. Sesungguhnya yang demikian itu sangat dibenci oleh Rasululah saw.

Diceritakan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw pernah berjalan-jalan di pasar melewati setumpuk bahan makanan. Kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam tumpukan itu. Ternyata pada bagian dalamnya basah. Kemudian beliau bertanya kepada si penjual “apakah ini?” si penjual menjawab “Ya Rasul, makanan ini terkena hujan”. Rasulullah saw pun bertanya kembali “mengapa makanan yang basah ini tidak kamu taruh di atas sehingga para pembeli bisa melihatnya?” kemudian Rasulullah saw melanjutkan sabdanya “مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا” (barang siapa menipu umatku, niscaya dia bukan termasuk golonganku).

Hadits tersebut sangatlah jelas dan mudah dipahami. Tidak ada kata-kata samar di dalamnya. Bahwa siapapun yang berlaku curang dalam pekerjaannya maka dia telah tersesat dan tidak termasuk golongan (umat) Rasulullah saw. Ini artinya kecurangan dan kebohongan sangatlah dicela dalam Islam.

Meskipun konteks dan pelaku dalam hadits tersebut adalah pedagang, tetapi tidak berarti pedagang saja yang dianjurkan berlaku jujur. Namun semua macam usaha dan pekerjaan hendaknya dilakukan dengan jujur, akrena kecurangan dapat menyeret seseorang keluar dari golongan Rasulullah saw. Tidak terkecuali para politisi, investor, pejabat dan atupun kuli. Sayanganya kecurangan dan kebohongan itu kini seolah dibenarkan bahkan dipelajari lengkap dengan metode dan terorinya dengan kedok manajemen pencitraan. Apakah pencitraan itu sebuah kejujuran? Silahkan dipertimbangkan sendiri.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Imam Abu Hasan As-Syadzili pernah berpendapat bahwa seseorang yang bekerja dengan jujur berarti dia telah berjuang melawan hawa nafsunya yang selalu condong pada kebohongan. Sehingga mereka yang jujur pantaslah mendapatkan apresiasi sebagaimana para mujahid yang berhasil membunuh musuh-musuhnya. Dalam sebuah taushiyah dia berkata:

مَنْ اكْتَسَبَ وَقَامَ بِفَرَائِضِ رَبِّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ فَقَدْ كَمُلَتْ مُجَاهَدَتُهُ

Barang siapa bekerja dan teguh menjalankan perintah-perintah Allah, maka benar-benar sempurna perjuangannya dalam melawan hawa nafsu”  

Jamaah jum’ah yang Dirahmati Allah

Setelah kejujuran dalam bekerja kita raih, hendaklah kita melangkah lagi satu tingkat agar kehidupan ini lebih bermakna. Yaitu mengisi pekerjaan yang jujur dengan nuansa ibadah. Abu Abbas al-Mursi berkata:

عَلَيْكُمْ بِالسَّبَبِ وَلْيَجْعَلْ أَحَدُكُمْ مَكُوْكَهُ سَبْحَةً وَقَدُوْمَهُ سَبْحَةً وَاْلخِيَاطَةُ سَبْحَةً والسفَرُ سبحةً

Bekerjalah kamu dan jadikanlah alat tenunmu (bila engkau penenun) sebagai tasbih. Menjadikan kampak (bila bekerja sebagai tukang kayu) sebagai tasbih dan menjadikan jarum (bila sebagai penjahit) sebagai tasbih, dan menjadikan kepergiannya (bila berdagang) sebagai tasbih.

Karena itu apapun bentuk keahlian dan dimanapun pekerjaan itu bukanlah sekedar sumber penghasilan semata tetapi juga sumber ibadah.

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.



باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

Khutbah II



اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ



(Ulil H)

Fadhilah Membahagiakan Orang Lain

Bahkan dalam kitab Qomi’uth Thughyan diceritakan, Ada orang yang berlumur dosa, namun kemudian Allah melebur dosa-dosanya. Baginda Nabi bertanya kepada malaikat Jibril “sebab apa gerangan Allah mengampuni dosa-dosa orang itu?” Jibril menjawab karena ia menyenangkan putranya dengan ia memberikan buah tangan ketika pulang dari bepergian 

 اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Mulia
Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri beserta Anda semua, mari kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu berusaha menjalankan perintah-perintahnya dan menjahui larangan-larangannya.

Hadirin jama’ah jum’ah yang mulia

عَنْ اَبِىْ مُوْسَى رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ اَفْضَلُ ؟

Suatu ketika, sahabat Abu Musa RA matur kepada Baginda Nabi Muhammad SAW “Ya Rasulullah, orang muslim seperti apa yang paling utama?”

"قال "مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ"  

Nabi bersabda “Muslim yang paling utama adalah seorang muslim dimana orang-orang muslim (lainnya) selamat dari keburukan mulut dan tangannya”.

Maksudnya, setiap muslim yang paling utama adalah seorang muslim yang tidak merugikan orang lain, baik melalui lisan atau tidakannya.

Dengan adanya hadis ini, maka, mari kita bermawas diri, introspeksi diri, bagaimana kita bertetangga, bermasyarakat, sudah benar apa belum, sudah menciptakan manfaat apa justru hanya membuat masalah yang merugikan orang lain.

Mari kita perbaiki hidup kita dengan cara membenahi cara kita berkumpul, sukur-syukur bisa memberi manfaat kepada orang lain.

Nabi Muhammad SAW bersabda

خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama.

Lebih baik lagi jika kita mampu menciptakan kebahagiaan orang lain, menjadi orang yang melegakan semua pihak.

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا  قَالَ : إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِنَّ اَحَبَّ الْاَعْمَالِ اِلَى اللهِ بَعْدَ الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُسْلِمِ.

Hadis riwayat Ibnu Abbas RA, bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda “sesungguhnya amal yang paling disukai Allah SWT setelah melaksanakan berbagai hal yang wajib adalah menggembirakan muslim yang lain.

Hadirin jama’ah jum’ah yang mulia

Adapun cara membuat gembira bisa dengan tindakan yang bermacam-macam. Yang terpenting adalah selama tidak melanggar aturan syara’. Bisa dengan perkataan yang menyenangkan, bisa dengan sikap rendah hati, tidak merasa yang paling mulia sendiri, menghormati hak-hak orang lain dan sebagainya.

رُوِيَ، مَنْ اَدْخَلَ عَلَى مُؤْمِنٍ سُرُوْرًا، خَلَقَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ السُرُوْرِ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَلَكٍ، يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Dalam kitab Al ‘Athiyyatul Haniyyah dijelaskan “Barang siapa yang membahagiakan orang mukmin lain, Allah Ta’ala menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan orang lain.

Bahkan dalam kitab Qomi’uth Thughyan diceritakan, Ada orang yang berlumur dosa, namun kemudian Allah melebur dosa-dosanya. Baginda Nabi bertanya kepada malaikat Jibril “sebab apa gerangan Allah mengampuni dosa-dosa orang itu?” malaikat Jibril menjawab

"لَهُ صَبِيٌّ صَغِيْرٌ، فَاِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ يَسْتَقْبِلُهُ، فَيَدْفَعُ اِلَيْهِ شَيْئًا مِنَ الْمَأْكُوْلاَتِ اَوْ مَا يَفْرَحُ بِهِ، فَاِذَا فَرِحَ الصَّبِيُّ يَكُوْنُ كَفَّارَةً لِذُنُوْبِهِ.

Karena ia memiliki anak kecil, ketika pulang dari bepergian, saat ia masuk ke rumahnya, ia disambut putranya yang masih kecil, ia memberikan buah tangan yang membuat sang buah hati bahagia.

Kebahagiaan anak inilah yang mengakibatkan ia memperoleh “Kaffarotudz dzunub” dosa yang diampuni.

Hadirin jama’ah jum’ah yang mulia

Walhasil, kesimpulannya :

Jangan sampai merugikan orang lain
Sebisa mungkin kita berusaha menjadi orang yang dapat memberi manfaat kepada orang lain, membahagiakan orang lain, melegakan hati orang lain, menghormati hak-hak sesama.
Jika hidup kita demikian, artinya, menghormati hak-hak orang lain, berusaha membahagiakan sesama, insya Allah kita akan selamat, tentram dan dijauhkan dari hal-hal yang tak disukai.

Semoga Allah SWT membrikan ridlo kepada kita semua, hidup kita selalu dibina, dibimbing menuju ridlo-Nya, amin ya Robbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ.  اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khotbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
مَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ



(KH. M. Shofi Al Mubarok Baedlowie/ulil)

Kamis, 22 Oktober 2015

PENETAPAN 22 OKTOBER JADI HARI SANTRI NASIONAL



Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj kembali menegaskan, bahwa Presiden Joko Widodo telah menyetujui Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober. Hal ini dia nyatakan ketika memberi sambutan di acara pembukaan Nahhdlatul Ulama Cultural and Business (NUCB) Expo 2015, Rabu (14/10) di Gedung Smesco UKM, Jl Gatot Subroto Jakarta.

“Para santri atas nama bangsa Indonesia dipimpin oleh KH Wahab Chasbullah berdasarkan dorongan KH Hasyim Asy’ari melawan pasukan NICA yang ingin kembali menjajah dan menguasai RI,” ungkap Kang Said, sapaan akrabnya.

Guru Besar Tasawuf ini juga mengungkapkan, meski dalam peperangan merebut kemerdekaan telah gugur sebanyak 20 ribu pahlawan yang terdiri dari santri dan rakyat, bangsa Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaan dari tentara sekutu.

“Kita menang, Brigjen Mallaby, Komandan NICA tewas di tangan seorang santri dari Pesantren Tebuireng bernama Harun menurut riwayat dalam peperangan besar tanggal 10 November 1945 di Surabaya,” paparnya.

Dalam masa peperangan menegakkan kemerdekaan, lanjutnya, ada sebanyak 20 Batalyon dari 64 Batalyon yang dipimpin oleh para kiai pesantren. “Di sinilah peran besar kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan RI yang termotivasi dari fatwa Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945,” terangnya.

Dengan fatwa jihad tersebut, imbuh Kang Said, bangsa Indonesia terdorong memperjuangkan dan menegakkan kemerdekaan RI dari tentara NICA atau sekutu. “Karena fatwa tersebut menyatakan, bahwa membela tanah air dari tangan penjajah adalah wajib hukumnya dan siapa yang gugur, ia termasuk syahid,” jelasnya.

Seperti yang di kutip dari kompas.com Presiden Joko Widodo telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Keppres tersebut ditandatangani Jokowi pada Kamis (15/10/2015) hari ini.

“Menetapkan Hari Santri, yaitu pada 22 Oktober,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis sore.

Pramono menegaskan, 22 Oktober tidak menjadi hari libur meski telah ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. “Dengan keputusan ini, 22 Oktober jadi Hari Santri dan bukan libur nasional,” ucapnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Pramono menyatakan bahwa akan dihelat peringatan Hari Santri di DKI Jakarta. Ia mengungkapkan, ditetapkannya 22 Oktober sebagai Hari Santri merupakan usulan dari internal kabinet dan pihak eksternal yang terkait.

Saat mengikuti kampanye Pemilu Presiden 2014, Jokowi menyampaikan janjinya untuk menetapkan satu hari sebagai Hari Santri Nasional. Namun, ketika itu, Jokowi mengusulkan tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.

Sementara itu, menurut PBNU, tanggal yang tepat dijadikan Hari Santri Nasional bukanlah 1 Muharam, melainkan pada 22 Oktober. Pada tanggal itu, perjuangan santri dalam merebut kemerdekaan tampak menonjol.

Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, 22 Oktober 1945 merupakan tanggal ketika Kiai Hasyim Asy’ari mengumumkan fatwanya yang disebut sebagai Resolusi Jihad.

Resolusi Jihad yang lahir melalui musyawarah ratusan kiai dari berbagai daerah tersebut merespons agresi Belanda kedua. Resolusi itu memuat seruan bahwa setiap Muslim wajib memerangi penjajah. Para pejuang yang gugur dalam peperangan melawan penjajah pun dianggap mati syahid.

Sementara itu, mereka yang membela penjajah dianggap patut dihukum mati. Said juga menyampaikan bahwa dengan atau tanpa persetujuan pemerintah, PBNU akan tetap merayakan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. PBNU telah merencanakan sejumlah acara dalam rangka perayaan Hari Santri tersebut.

Sumber diambil dari NU.or.id dan Kompas.com

Kepala KUA Tungkal Jaya hadiri Penutupan MTQ di Mekar Jaya

     Kepala KUA Tungkal Jaya H. Arif Fadillah, S.Ag hadiri acara Penutupan Musabaqh Tilawatil Quran (MTQ) Tingkal Desa di Desa Mekar Jaya Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, yang di gelar mulai tanggal 15 s.d 17 Oktober 2015. Acara penutupan di akhiri dengan pembagian hadiah dan kreasi seni tradisional yang bisa dikatakan sudah hilang yaitu seni tradisional kentongan.
(Mekar Jaya-Bayung Lencir, 17/10/2015)




Rabu, 21 Oktober 2015

HUKUM MENIKAHI WANITA HAMIL MENURUT ISLAM

     Kajian Islam – Kalau ada perempuan hamil di luar nikah, pasti menjadi pergunjingan di kalangan masyarakat. Lantas bagaimana Hukum Menikahi Wanita Hamil Menurut Islam.

     Kalau sudah begini, lazimnya pihak orang tua langsung mengawinkan anaknya yang hamil di luar nikah itu. Mereka tidak mau ikut menanggung aib dan gunjing tetangga sebelum kandungan anaknya membesar. Mereka ingin kehadiran seorang menantu saat persalinan anaknya. Usai persalinan? Apa peduli.

     Hukum Menikahi Wanita Hamil khususnya perempuan di luar nikah berbeda dengan perempuan hamil dalam masa iddah atau ditinggal mati suaminya. Untuk mereka yang hamil dalam masa iddah atau ditinggal mati suami, pernikahan mereka tidak sah. Mereka boleh menikah lagi setelah melahirkan dan habis masa nifas.

     Sedangkan perempuan hamil di luar nikah, tidak memiliki iddah. Karena, masa iddah hanya milik mereka yang menikah. Jadi pernikahan perempuan hamil di luar nikah tetap sah. Demikian diterangkan Syekh M Nawawi Banten dalam karyanya, Qutul Habibil Gharib, Tausyih ala Fathil Qaribil Mujib.

ولو نكح حاملا من زنا، صح نكاحه قطعا، وجاز له وطؤها قبل وضعه على الأصح

    Artinya, kalau seorang pria menikahi perempuan yang tengah hamil karena zina, maka akad nikahnya secara qath’i sah. Menurut pendapat yang lebih shahih, ia juga tetap boleh menyetubuhi istrinya selama masa kehamilan.

     Meskipun demikian, Islam secara keras mengharamkan persetubuhan di luar nikah. Hamil, tidak hamil, atau dicegah hamil sekalipun. Karena, perbuatan keji ini dapat merusak pelbagai aspek. Jangan sampai ada lagi bayi-bayi suci teronggok bersama lalat dan sampah. Wallahu A’lam. 



KUA Tungkal membuka Posko Layanan Haji & Umroh

     Kantor Urusan Agama (KUA) Tungkal Jaya Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan telah membuka Posko Pelayanan Haji dan Umroh sebagai jembatan bantuan untuk mempermudah warga dalam menjalankan perintah Allah. 
   Bagi warga Kecamatan Tungkal Jaya yang ingin mendaftarkan diri menjadi CHJ atau sekedar sosialisasi tentang Haji dan Umroh silahkan datang langsung ke Kantor KUA Tungkal Jaya. Buka sesuai jam kerja kantor. Insya Allah Bapak H. Arif Fadillah, S.Ag (Kepala KUA Tungkal Jaya) beserta staf siap memberikan bantuan dan bimbingan kepada warga yang berniat untuk menjalankan ibadah Haji atau Umroh.


     

Ka. KUA Tungkal Jaya memberikan penasehatan Pra Nikah kepada Catin.

    Hari ini Kamis 15 Oktober 2015 Kepala KUA Tungkal Jaya H. Arif Fadillah, S.Ag memberikan penasehatan pra nikah kepada Catin. Catin asal Desa Simpang Tungkal, anak pak Kepala Desa Simpang Tungkal.
(Tungkal Jaya 15/10/2015)








Selamat tahun baru hijriyah 1437H

     Kami keluarga besar Kantor Urusan Agama (KUA) Tungkal Jaya Kec. Tungkal Jaya Kab. Musi Banyuasin Prov. Sumatera Selatan mengucapkan Selamat tahun baru hijriyah 1437H.
Semoga kita jadi pribadi yang lebih baik lagi.. Amin.




Persiapan Pencatatan Nikah bersama Wali Catin.

       Persiapan pencatatan nikah pagi ini Senin 12 Oktober 2015 di Desa Sido Mulyo, desa ini berada di Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, bisa dakses dengan mobil dengan jarak tempuh kurang lebih 15 km dari jalan Hitam (Jalan Raya Palembang-Jambi). Medan nya berlubang dan berdebu, apabila hujan pasti licin. "Alhamdullilah punya mobil tinggi dan besar sehingga cocok untuk medan seperti ini. Semangat selalu jaga hati untuk tetap ikhlas, tidak mudah tapi harus tetap berusaha." Ujar Bapak H. Arif Fadillah, S.Ag selaku Penghulu. 
(Sido Mulyo-Tungkal Jaya, 12/10/2015).





Waspada SYIAH !!!

Ketika akal manusia tak berfungsi lagi, 
Ketika Allah sesatkan mereka maka tak satu orangpun yang bisa memberi petunjuk

Akal sehat mereka telah rusak, hati mereka sudah dikunci mati dalam kesesatan, Maka Para Imam-Imam Syiah bebas memberlakukan mereka, sampai mereka lebih hina dari binatang.

Wanita-wanitanya ditiduri oleh Imam mereka secara bergantian, dicicipi satu-satu dengan dalil mut'ah, bahkan bayi-bayi perempuan Mereka pun disenggama.

Harta mereka dirampas oleh Imam-Imam mereka, Mereka diminta memakan taik-taik Imam mereka sebagai lambang keberkahan, Tubuh mereka disiksa seperti Karbala Yahudi.

Adakah Islam seperti ini?
Tidak! Tidak ada Islam seperti ini, Syiah bukan Islam, Syiah adalah sekelompok Hamba yang sudah disesatkan dan tak bisa diberi petunjuk lagi..

Masihkan Anda tertarik menjadi pengikut Syiah? Bener-Bener Sinting!

Sebarkan dan Beritahu Keluarga Jauhi Kelompok Sesat lagi menyesatkan ini.

Lihat Foto-Foto dibawah ini sebagai Faktanya.




















Pelaksanaan Akad Nikah + Sosialisasi Pencatatan Nikah

     Hari ini, Kamis 10 Oktober 2015 Kepala KUA Tungkal Jaya H. Arif Fadillah, S.Ag kembali melangsungkan pelaksanaan Akad Nikah di Desa Berlian Jaya Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Beliau juga memberikan wejangan/pemberian nasehat pra perkawinan serta sosialisasi Pencatatan Nikah.
(Berlian Jaya - Tungkal Jaya, 10/10/2015)



Tiada Hari Libur Bagi Penghulu

     Ikhlas Beramal, ya itulah semboyan dari Kementrian Agama Ripublik Indonesia.  Itulah yang terjadi sebagai seorang penghulu di lapangan (lagsung terjun ke area), meskipun dan apapun yang terjadi. 
     "Demi tugas Negara, saya siap dimanapun dan kapanpun. Saya tak kenal hari libur. Minggu bagi penghulu, minggu pun kerja, karena sudah resiko tanggung jawab sebuah pekerjaan." Kata Pak penghulu H. Arif Fadillah, S.Ag selaku Ka. KUA Tungkal Jaya setelah melangsungkan Akad Nikah di Desa Sumber Haru Kec. Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin pada hari Minggu 11 Oktober 2015 (Minggu 19:00 WIB).




Pelantikan Kepala Diniyah Ponpes Moderen Al-Falah Sukajaya

      Kepala KUA Tungkal Jaya, juga selaku Kepala Yayasan Pondok Pesantren Moderen Al-Falah Sukajaya, melaksanakan pelantikan Kepala Diniyah perode 2015 s.d 2020 di Pondok Pesantren Moderen Al-Falah Sukajaya pada hari  Sabtu 10 Oktober 2015.
     Siap memimpin dan siap dipimpin, yah begitulah pesan beliau (Bpk. H. Arif Fadillah, S.Ag) selaku Kepala Yayasan Podok Pesantren Moderen Al-Falah Sukajaya saat mlangsungkan ‎acara‬ pelantikan dan serah terima Kepala Diniyah Podok Pesantren Moderen Al-Falah Sukajaya. 
        Selamat bertugas buat kepala Diniyah, semoga sukses dan berjalan lancar. Amin.
(Mekarjaya-Bayung Lencir, 10/10/2015)


Pelantikan Kepala Diniyah beserta staf

Serah terima dari kepala Diniyah dari periode 2010-2015 ke 2015-2020




Renungan Penasaehatan Pra Nikah.

     Hari ini, Kamis 08 Oktober 2015 Kepala KUA Tungkal Jaya H. Arif Fadillah, S.Ag kembali melangsungkan pelaksanaan Akad Nikah di Desa Sumber Sari Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Beliau juga memberikan wejangan/pemberian nasehat pra perkawinan dengan gaya pesannya yang khas, beliau berpesan "Di bilang haram karena ke kantor KUA nya berduaan padahal kantornya ramai. Tapi muda mudi berduaan di jalanan sepi di diamkan alias no comment."
     Maka jika kita simpulkan pesan beliau adalah "Perbuatan baik sekalipun kalo metodologi istinbathnya salah dancara pandangnya salah ya pasti salah."

.‪#‎edisi‬ merenung ...pulang dari pernikahan di Sumber Sari Vilage.




Kartu Tanda Pengenal NU ( Nahdlatul Ulama ) dibaca Polisi Arab UN ( United Nation )


NU ( Nahdlatul Ulama ) dibaca Polisi Arab UN ( United Nation )

Semalam saya keluar dari maktab untuk membeli nasi Turki dan ayam bakar tanpa memakai gelang haji dan tidak membawa tas paspor atau tanda pengenal haji lainnya

Tiba-tiba seorang Polisi bertanya: Fein igomatak (mana KTPmu)

Saya jawab mafi, kullu matrukah bil ghurfah ana hajj musy muqim bi Makkah(Tidak ada. Semua tinggal di kamar. Saya haji bukan mukim di Makkah

Arini ayya hawiyah ( tunjukkan tanda pengenal apapun)

Saya keluarkan kartu anggota NU dan saya berikan kepadanya. Sepontan polisinya menjadi hormat dan ramah lalu berkata 
Afwan ya sayyid ana ma a'rif inta min a'dhoi UN (maaf tuan saya tidak tahu anda adalah anggota tentara perdamaian PBB)

Saya tersenyum sendiri sambil berlalu dalam hati saya berucap dasar ??,,??, ???. Hehehe

Berbagi hewan qurban buat Santri

       Kepala KUA Tungkal Jaya di Raya Idul Adha 1436 Hijriyah kembali berbagi qurban untuk para santri Pondok Pesantren Moderen Al-Falah Sukajaya yang berupa kambing. Dan inilah saat-saat menegangkan ketika penyembelihan hewan qurban, seperti halnya Nabi ibrahim rela mengorbankan ismail putra tercinta demi Allah SWT. Ini pesan Beliau Bpk. H. Arif Fadillah, S.Ag (Selaku Ketua yayasan + Kepala KUA Tungkal Jaya) "Kenapa kita enggan berkurban dgn harta demi Allah SWT..padahal untuk bayar kreditan kita mampu jutaan...????"

#‎edisi‬ kurban buat santri

Like & Share FB

 
Design by JOHN ADY SUSILO